Kenali 9 Gejala OCD pada Anak agar Dapat Ditangani Lebih Cepat

Kamis, 06 November 2025 | 10:40:06 WIB
Kenali 9 Gejala OCD pada Anak agar Dapat Ditangani Lebih Cepat

JAKARTA - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) bukan hanya gangguan mental yang dialami orang dewasa. Anak-anak pun berisiko mengalami kondisi ini, meski sering kali sulit dikenali.

OCD ditandai dengan pikiran berulang yang mengganggu (obsesi) dan dorongan kuat melakukan perilaku tertentu (kompulsi) untuk mengurangi kecemasan. Memahami gejala pada anak penting agar penanganan lebih tepat dan efek jangka panjang dapat diminimalkan.

Penyebab OCD pada Anak Masih Dalam Penelitian

Secara ilmiah, penyebab OCD belum sepenuhnya diketahui. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gangguan ini berhubungan dengan ketidakseimbangan zat kimia di otak, khususnya serotonin. Anak-anak dengan kadar serotonin rendah cenderung mengalami obsesi dan kompulsi.

Selain faktor biologis, OCD juga dapat diturunkan dalam keluarga. Namun, anak tanpa riwayat keluarga pun bisa mengalami gangguan ini. Dalam kasus tertentu, infeksi streptokokus terbukti dapat memicu atau memperburuk gejala OCD. Memahami faktor pemicu penting bagi orangtua untuk mencegah risiko yang lebih besar.

Gejala Obsesif yang Sering Terjadi pada Anak

Gangguan OCD pada anak muncul melalui kombinasi obsesi dan kompulsi. Obsesi adalah pikiran yang tidak diinginkan dan berulang, seringkali membuat anak cemas berlebihan. Beberapa tanda obsesi yang umum ditemui antara lain:

-Ketakutan ekstrem terhadap kotoran atau kuman, sehingga anak selalu ingin mencuci tangan.

-Keraguan berulang, misalnya memastikan pintu terkunci atau kompor mati.

-Pikiran yang mengganggu, seperti takut menyakiti diri sendiri atau orang lain.

-Terlalu fokus pada angka, urutan, atau simetri dalam aktivitas sehari-hari.

-Keinginan kuat untuk mengetahui atau mengingat hal-hal kecil.

-Memperhatikan detail secara berlebihan.

-Kekhawatiran berlebih bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

-Pikiran atau dorongan agresif yang muncul tanpa alasan jelas.

Setiap anak dapat menunjukkan kombinasi gejala berbeda, dan intensitasnya juga bervariasi. Beberapa anak mungkin hanya menampilkan satu atau dua gejala, sementara yang lain memiliki gejala lebih kompleks.

Perilaku Kompulsif sebagai Cara Anak Meredakan Kecemasan

Perilaku kompulsif adalah ritual atau tindakan berulang yang dilakukan anak untuk meredakan ketegangan akibat obsesi. Perilaku ini bisa terlihat aneh bagi orang dewasa, tetapi bagi anak itu adalah kebutuhan mendesak. Bentuk kompulsi yang umum antara lain:

Mencuci tangan berulang kali, bahkan ratusan kali dalam sehari.

-Memeriksa pintu, jendela, atau kunci berkali-kali.

-Mengikuti aturan ketat, seperti mengenakan pakaian dengan urutan tertentu setiap hari.

-Menimbun atau mengelompokkan benda secara spesifik.

-Mengulangi kata-kata yang diucapkan sendiri atau orang lain.

-Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali.

-Mengulang suara, kata, angka, atau musik sebagai cara menenangkan diri.

Kompulsi ini sebenarnya merupakan strategi anak untuk mengatasi kecemasan akibat obsesi. Tanpa intervensi, perilaku ini dapat mengganggu aktivitas harian, sekolah, dan interaksi sosial anak.

Mengamati Pola Perilaku Anak Sebagai Kunci Deteksi Dini

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah OCD berkembang lebih parah. Orangtua perlu memperhatikan pola perilaku anak sehari-hari. Anak yang selalu cemas, menunjukkan obsesi berlebihan, atau melakukan ritual kompulsif secara konsisten sebaiknya dievaluasi oleh psikolog atau psikiater anak.

Konsultasi profesional dapat membantu menentukan tingkat keparahan OCD, memberikan strategi penanganan yang sesuai, dan mencegah gangguan ini menghambat perkembangan akademik maupun sosial anak.

Tanda Dini OCD pada Anak Perlu Diperhatikan

Obsesi dan kompulsi adalah ciri utama OCD pada anak. Memahami gejala seperti kecemasan berlebihan, ritual mencuci tangan, keraguan terus-menerus, serta fokus berlebihan pada detail dan urutan, membantu orangtua mengenali gangguan lebih cepat. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, anak-anak yang mengalami OCD dapat belajar mengelola kecemasan mereka dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih normal.

Meskipun OCD sulit dipahami, perhatian orangtua dan dukungan profesional menjadi kunci utama agar anak tetap berkembang secara sehat, baik secara emosional maupun akademik.

Terkini